Dear friends,Kami bersyukur untuk anugerah Tuhan yang telah menuntun kami hingga hari ini Semijurnal DISCERNING akan diluncurkan secara resmi.Acara Launching ini akan diikuti oleh Kuliah Umum oleh bapak Rektor Prof. Dr. Rolly Intan dengan tema: Membangun Kultur Akademis yang Kritis dan Peduli.Terima kasih banyak untuk semua pihak yang telah berdoa, berjuang, memberikan hati dan segalanya untuk semijurnal ini, secara khusus kepada Prof. Liliani Sigit Arifin, Ph. D (Kepala LPPM) dan para comrades panitia DISCERNING dan segenap tim editor yang luar biasa.Namun terima kasih yang tak terhingga kami haturkan kepada para mahasiswa UK.Petra yang luar biasa, yang ternyata menyimpan segudang kepedulian untuk bangsa dan negeri tercinta melalui karya-karya tulis mereka yang bernas, cerdas dan menginspirasi!Maju terus UK. Petra! Maju terus karya tulis Mahasiswa! Ubah Bangsa, Ubah Dunia, bagi kemuliaan Tuhan! - Perdian Tumanan via Facebook
Friday, April 27, 2012
DISCERNING
Monday, April 16, 2012
cont: BOM 2012
Yay.. Akhir yang membahagiakan.
Setelah ikuT BOM 3x ga pernah menang 1 pertandinganpun,
akhirnya dapat juara 3 basket putri.
WIN 31-19 vs Pariwisata (1st match POOL C)
WIN 29-21 vs Interior (2nd match POOL C)
LOSE (WO) 0-20 vs Arsitek (SEMIFINAL)
WIN 46-36 vs DKV (PEREBUTAN JUARA 3)
Teknik Sipil tetap jadi juara umum BOM untuk ke 7 kali berturut-turut. Prestasi yang luar biasa!
Big thanks to GOD and civilerzz.
Friday, April 6, 2012
Mimpi absurd
Semalam mimpi main basket, entah apa artinya, yang jelas lucu alur mimpinya. Hahaha. Tentang cara offense, nge-drive, ckckck, serasa kembali lagi ke masa dulu. Thx God sudah dikasih mimpi kayak gitu, me-refresh lagi otakku yang suntuk :p
Sunday, April 1, 2012
Luar negeri vs Indonesia
Seorang kerabat bertanya padaku hari ini, "Lho kenapa kamu kok kuliah di Petra? Kok ga di luar (negeri) aja? Katanya pinter." >> setengah nyindir
Kalimat selanjutnya: "Itu anakku ditawari kuliah gratis di Amerika tapi ga diambil, soalnya ga sesuai jurusannya." >> setengah sombong
Kalimat terakhirnya : "Kenalanku, si A itu, sudah ke Singapore dari SMA, soalnya dia pinter. Malah si A tanya tentang kamu, ngapain kok masih di Petra?" >> setengah ngece
Hasil analisa :
1. Stereotype orang kebanyakan tentang sekolah di Indonesia itu seakan amat-sangat-buruk-rupa-sekali, padahal apa memang iya? Bukankah masalah sekolah di Indonesia atau di luar negeri itu memang berasal dari niatan dan takdir dari tiap orang?
2. Definisi pintar di kalangan orang Indonesia adalah pintar matematika, benar? Kalau tidak jago matematika disebut tidak pintar, setuju? Dan mereka cenderung menganggap remeh bentuk kecerdasan yang lain, misalnya desain baju dan sepatu.
3. Memangnya kalau sekolah di luar negeri itu pasti pintar?? Hahaha. Aku mengenal teman-temanku yang sekolah di luar negeri. Bisa dibilang kalau perbandingan 50 : 50 untuk definisi pintar dan tidak pintar yang aku sebutkan tadi. Lha terus sisanya apa donk? Sisanya jelas adalah kaum orang kaya yang keluar biaya sendiri alias no beasiswa.
Saran :
1. Perubahan mindset harus segera dilakukan, karena makin memburuknya stereotype sekolah di Indonesia = memburuknya masa depan Indonesia.
2. Pembuktian harus segera dipublikasikan, terutama bagi mereka-mereka yang bisa berhasil walaupun hanya di Indonesia saja.
Kalimat selanjutnya: "Itu anakku ditawari kuliah gratis di Amerika tapi ga diambil, soalnya ga sesuai jurusannya." >> setengah sombong
Kalimat terakhirnya : "Kenalanku, si A itu, sudah ke Singapore dari SMA, soalnya dia pinter. Malah si A tanya tentang kamu, ngapain kok masih di Petra?" >> setengah ngece
Hasil analisa :
1. Stereotype orang kebanyakan tentang sekolah di Indonesia itu seakan amat-sangat-buruk-rupa-sekali, padahal apa memang iya? Bukankah masalah sekolah di Indonesia atau di luar negeri itu memang berasal dari niatan dan takdir dari tiap orang?
2. Definisi pintar di kalangan orang Indonesia adalah pintar matematika, benar? Kalau tidak jago matematika disebut tidak pintar, setuju? Dan mereka cenderung menganggap remeh bentuk kecerdasan yang lain, misalnya desain baju dan sepatu.
3. Memangnya kalau sekolah di luar negeri itu pasti pintar?? Hahaha. Aku mengenal teman-temanku yang sekolah di luar negeri. Bisa dibilang kalau perbandingan 50 : 50 untuk definisi pintar dan tidak pintar yang aku sebutkan tadi. Lha terus sisanya apa donk? Sisanya jelas adalah kaum orang kaya yang keluar biaya sendiri alias no beasiswa.
Saran :
1. Perubahan mindset harus segera dilakukan, karena makin memburuknya stereotype sekolah di Indonesia = memburuknya masa depan Indonesia.
2. Pembuktian harus segera dipublikasikan, terutama bagi mereka-mereka yang bisa berhasil walaupun hanya di Indonesia saja.
Subscribe to:
Posts (Atom)