Thursday, March 19, 2009

Basket #7 - Arti Sebuah Kemenangan

Apa sih yang paling diinginkan semua tim basket saat bertanding? Aku bertaruh pasti yang paling diinginkan adalah kemenangan. Tidak ada tim yang ingin kalah. Semuanya cinta basket tapi hanya yang mampu-lah yang bisa bersaing. Semacam proses seleksi alam.

Tidak ada orang yang bermain basket demi uang, kecuali dia terpaksa bermain basket. Walaupun di setiap kompetisi tertera nominal uang untuk para juara, tim kami tidak pernah sekalipun melihat hal ini. Yang terpenting adalah ikut bertanding dan menang. Coba bayangkan, dalam kompetisi sebesar DBL tahun 2005 saja, sekali menang dalam pertandingan babak-babak awal, tiap tim berhak atas uang Rp 100.000,-. Kalau kalah, ya tidak dapat apa-apa.. (ya iyalah.. hahaha) Uang 100.000 dibagi untuk 12 orang pemain plus pelatih plus guru pendamping plus sekolah. Lalu tiap pemain dapat jatah berapa dong?

Pernah suatu kali dalam kompetisi, aku mendapat jatah sekitar Rp 38.000,-. Inilah uang hasil keringat pertamaku. Begitu gembiranya waktu itu. Hahaha.. Uang itu akhirnya aku kasih ke Mama untuk dimasukkan ke bank.
Back to the beginning..

Kemenangan adalah hal yang terpenting.......

Aku ingat saat tim SMP St. Agnes ikut dalam Petra 4 Cup. Saat itu babak semifinal. Satu kemenangan lagi akan membawa kami pada babak puncak yaitu final. Lawannya waktu itu adalah SMP Petra 1 Surabaya. Mereka lumayan terkenal di kalangan basket, karena ada satu pemainnya bernama Stephanie Sinatra yang hebat. Aku optimis bisa menang dalam pertandingan waktu itu. Namun, ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tim Petra kuat dan kompak dalam bertahan. Kami kesulitan mencetak angka. Tim jadi kacau, panik, dan permainan pun berantakan. Kami tertinggal 5-7 point mulai awal pertandingan.

Oh, aku tidak ingin timku berakhir di sini. Kami benar-benar ingin menang, dan HARUS menang! Waktu tersisa 50 detik lagi dan kami masih tertinggal 5 angka. Horay.. Kami berhasil memperkecil ketertinggalan kami. Sisa 30 detik lagi..... Kami tertinggal 3 angka sekarang. Tim Petra tampaknya mulai terburu-buru dan konsentrasi mereka agaknya menurun. Kami berhasil memasukkan 2 angka lagi plus free-throw yang mulus. Skor imbang sekarang. 15 detik lagi pertandingan akan berakhir......

Oooh.. Aku tidak ingat bagaimana hebatnya timku bisa mencetak 2 angka lagi. Hehehe.. Sekarang kami balik memimpin. Aku lihat Stephanie Sinatra dari Petra itu nampak tegang. Waktu tinggal 8 detik lagi... Dan sekarang ia mendribble bola dan menatap ring basket dengan “haus”. Hahaha.. Timku tahu, kami tidak boleh lengah, 2 point yang berharga ini harus dipertahankan dengan segala cara! Kami menghalang-halangi jalur Stephanie itu... Waktu tinggal 3 detik lagi. Dia berada di luar garis 3 point, kami tidak boleh membiarkannya tanpa penjagaan!!


3....



2....



1....




0!!



Akhirnya waktu habis, dan Stephanie tidak sempat melakukan three-point shoot. Dia langsung terduduk di tengah lapangan dengan bola masih di tangannya. Timku bersuka cita dengan kemenangan ini. Kami masuk final! Tidak disangka, setelah ketinggalan terus dari babak pertama, akhirnya kami berhasil bangkit!!


Di sisi lain, kulihat teman-teman Stephanie berusaha menghibur dia. Ternyata dia menangis! Aku tidak menyangka, ternyata dia begitu mencintai basket, sampai-sampai dia menangis seperti itu. Aku kasihan dengannya, tetapi seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, “Semuanya cinta basket tapi hanya yang mampu-lah yang bisa bersaing.” Dia benar-benar pemain yang hebat. Dalam tangisannya, dia masih mau tersenyum saat bersalaman dengan tim kami. Benar-benar sikap yang sportif. Dialah juara sejati dalam pertandingan kali ini. Sungguh!!


Mulai dari hari itu, kusadari tak ada satupun di dunia ini yang ingin dilahirkan tanpa bakat atau tidak sempurna. Namun, kita bisa menyempurnakan diri sendiri dengan banyak berdoa dan berusaha mengembangkan semua kemampuan yang kita miliki. Niscaya kita akan jadi orang yang “hebat” dan “kuat” dalam segala hal.