Wednesday, December 24, 2008

Basket #4 - Belajar Shooting

Dasar bermain basket selanjutnya adalah shooting, menembakkan bola ke arah ring lawan. Inilah yang tidak bisa dipelajari, keahlian shooting bukan berasal dari alam atau sudah keturunan. Shooting membutuhkan latihan yang kontinu, terus-menerus, dan semangat tidak mudah menyerah. Shooting-lah yang membuat basket tetap hidup dan menyenangkan.
Seorang shooter yang handal biasanya akan menjadi mesin poin bagi timnya dan akan mendapatkan pujian dalam setiap laga yang dimenangkannya, sekaligus akan mendapatkan cercaan sebagai mesin poin yang “mandul” dalam setiap kekalahannya.


Makanya, memang tidak mudah untuk mendapatkan apa yang kita impikan, namun bukan mustahil untuk mendapatkan itu. Nothing is impossible.

Basket #3 - Belajar passing

Basket adalah permainan tim. Setinggi apapun skill yang kamu miliki, tetaplah kamu harus belajar untuk mempercayai kawan-kawan timmu. Belajarlah untuk passing, berikan bola pada temanmu juga, kan kasihan kalau temanmu hanya berlari-lari tanpa bola. Wkwkwk..

Ada banyak jenis passsing dalam permainan basket. Yang paling umum digunakan adalah chest pass, passing dari dada ke dada. Jangan berpikir yang aneh-aneh dulu ya..
Selain itu, ada juga bound pass (passing yang dipantulkan dulu), under-arm pass (passing di bawah lengan), overhead pass (passing di atas kepala, seperti pemain sepakbola yang melakukan throw-in itu loh..), dan masih banyak lagi passing-passing yang lainnya.

Kalau lagi ekskul basket, Bembeng suka menyuruh latihan passing berdua-dua. Dari tengah lapangan, pass ke teman di depanmu, lalu berlarilah ke depannya dengan cepat, dan terimalah bola itu, pass lagi. Begitu seterusnya.. Walaupun kelihatannya tidak penting, belajar passing amatlah diperlukan sebagai dasar untuk bermain basket.


Makanya, janganlah mudah sombong. Ingatlah yang ada di atasmu dan kamu akan menyadari masih banyak yang perlu dipelajari. Knowledge is never ending.

Basket #2 - Masuk ekskul basket

Setelah aku lulus SD, aku pun bertekad dalam hati, aku harus bisa main basket “beneran” dan aku harus tahu luar-dalam tentang basket. Masuk kelas 1 SMP, aku mulai berkenalan dengan Lie Hwa, yang ternyata dia juga punya cita-cita yang sama denganku. Jadilah aku dan Lie Hwa ikut ekskul basket di SMP St. Agnes. Dari ekskul itu aku berkenalan juga dengan anak-anak basket lainnya, aku dikenalkan dengan Merry. Lie Hwa bilang kalau Merry tuh anak CLS (Cahaya Lestari Surabaya, klub basket di Surabaya). Hmm.. Aku jadi penasaran apa sih bedanya anak klub basket dengan anak ekskul basket aja. Yang jelas, aku juga bertekad nggak bakalan mau kalah sama anak cewek lainnya. Gender sama, masa kalah, kan malu-maluin.. Wkwkwk..
Yang melatih ekskul basket di St. Agnes adalah Pak Bambang alias Bembeng. Dia mengajar OR di SMP St. Agnes. Sebenarnya Bembeng ini pemain voli, tapi nggak tahu ya kok dia yang melatih ekskul basket. Harus aku akui, pada mulanya aku nggak respek sama Bembeng. Nggak tahu kenapa kok bisa gitu. Mungkin karena rasa pede-ku yang berlebihan.

Bembeng banyak mengajarkan pada kami dasar-dasar basket, mulai dari dribble, passing, shooting, lay-up, dan peraturan-peraturan yang harus ditaati dalam basket.

Dimulai dari dribble:
Semua peserta ekskul berkumpul melihat Bembeng di tengah lapangan. Bembeng membawa bola dan ia berteriak, “Ayo, semua, lihat ini! Dribble yang baik itu begini..” sambil memantul-mantulkan bola dengan jari-jari tangannya. Oooo.. Jadi dribble yang benar itu menekan-nekan bola ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan, sedangkan telapak tangan hanya membantu sedikit saja. Dribble yang benar akan menyebabkan bola basket itu yang menuruti kita dan kitalah yang mempermainkan bola, bukan sebaliknya. Bila dribble sudah bisa, akan lebih baik lagi bila dikombinasikan dengan latihan dribble dengan tangan kanan, kiri, kanan-kiri bergantian. Menurutku yang susah adalah dribble dengan tangan kiri. Karena sudah amat-sangat terbiasa menggunakan tangan kanan, jadilah sekarang tangan kiriku kaku, susah diatur.


Makanya, selagi masih muda, gunakan kedua tanganmu secara seimbang, karena baik tangan kiri maupun kanan sama-sama penting untuk bermain basket.

Saturday, December 20, 2008

Basket #1 - Awal Mula

Awal mula aku berkenalan dengan basket yaitu waktu SD. Tiap kali pelajaran OR, Pak Vincent (guru OR-ku) membagi tim nomer ganjil dan genap sesuai absen. Jadi campur-campur timnya, cowok-cewek gabung jadi satu. Pas SD, walaupun katanya main basket, tapi kenyataannya kita selalu main pakai bola voli. Iyalah, kalau sampai kena muka pakai bola basket beneran, kan bisa nangis anaknya.
Tiap kali timku dapat bola, bisa dipastikan yang lagi megang bola itu bukan aku. Aku malah selalu bersembunyi di belakang lawan, jadi supaya nggak usah dioperin saking takutnya. Mungkin aku takut kalau sampai nanti dikeroyok kalau dapat bola dan direbut lawan. Jadilah aku hanya menonton di tengah lapangan dan hal itu sudah membuat aku gembira. Lari-lari di sebelah lawan, hahaha..
Suatu kali Pak Vincent membagi tim lagi, tapi kali ini timnya semua cewek. Yah, kalau aku lawan cewek, aku pasti nggak mau kalah donk. Lawannya seimbang kalau gitu, jadi aku nggak takut sama sekali hehehe... Jadilah aku membawa bola, eh mendribble bola, ke arah ring lawan dan aku ngeshoot aja sembarangan. Karena bola voli kecil banget dibandingkan keranjangnya ring, ya jelas bolanya masuk. Wah aku disorakin lo ama teman-teman. Aku baru sadar kalau aku orangnya agak “gila pujian”, hahaha.. Dari situ aku mulai mencintai basket, dan sejak itulah aku nggak takut lagi walaupun berhadapan sama anak laki-laki. Ini loh aku, aku sudah pernah masukkin bola! Hahaha, begitu amatirnya sampai-sampai baru sekali masukkin aja, sudah bangga setengah mati. Tapi itulah yang diperlukan dalam mencapai sesuatu, kepercayaan diri!

Monday, December 15, 2008

..:SaHaBaT:..

Kata-kata ini ditujukan untuk semua sahabat-sahabat yang setia,

untuk Trio Hakim yang telah memberikan untaian kata yang begitu indah ini.


Jika sahabat itu BEBAN, maka biarkan ku MENGHILANG
Jika sahabat itu KESALAHAN, maka biarkan ku MEMINTA MAAF
Jika sahabat itu HUTANG, maka biarkan ku MELUNASINYA
Namun, jika sahabat itu ANUGERAH, maka biarkan ku MENGENALMU selamanya