Sunday, November 25, 2012

Welcome to Black Parade

We hear the call to carry on, we'll carry on
And though you're dead and gone, believe me
Your memory will carry on, we'll carry on

Tahu lagu ini? Ini satu-satunya lagu rock yang bisa bikin aku nangis :'(

Monday, October 22, 2012

Mengubah Dunia?

Jangan dikira posting kali ini akan jadi posting yang panjang, penuh penelitian dan fakta yang melelahkan.
Tetapi tidak; posting ini pasti selesai terbaca dalam sekali duduk saja.

Lagi-lagi aku belajar dari pengalaman hari ini. Dimana aku dihadapkan (lagi) pada manusia yang merasa dirinya hebat. Kupikir : "Daripada berpikiran ingin mengubah dunia lewat kemampuan/talenta yang kamu punya; mengapa tidak mengubah dirimu sendiri dulu menjadi manusia yang lebih baik?" Menurutku bila masing-masing individu punya pemikiran untuk mengubah dirinya sendiri menjadi lebih baik, tentu saja dunia akan berubah dengan sendirinya. Setuju denganku? :D

Thursday, October 18, 2012

Jabatan dan Kekuasaan

Mulai dari dulu kecil, aku cukup sering diberi jabatan, entah itu ketua kelas atau ketua kelompok atau kapten atau sejenisnya; yang kurasakan adalah aku terlalu bersikap diktator (menurutku). Dan lagi, pengalaman hari ini menunjukkan sifat itu belum hilang sampai sekarang. Mungkin aku tidak pandai memimpin orang lain. Hahaha

Saturday, September 22, 2012

Magang - part 1

Waktu berjalan cepat sekali. Tiba-tiba aku sudah semester akhir, mengerjakan skripsi, dan mulai magang di salah satu perusahaan konsultan struktur. Entah harus senang atau tidak, aku harus dihadapkan pada pilihan menjadi orang yang lebih dewasa. Jujur, semester ini aku merasa beraaat. Magang perlu tanggung jawab yang besar, sama besarnya seperti orang bekerja. Hari-hari pertama rasanya selalu tepar tiap kali pulang rumah. Efek samping dari capek itu adalah cepat emosi. Dan aku harus akui susah sekali mengontrol emosi pada saat badan dan otak capek.

Seiring berjalannya waktu aku mulai bisa mengontrol emosi. Tapi tiap kali menjelang deadline pengiriman gambar struktur, rasanya kepala ini mau meledak dan lagi-lagi bawaannya pengen marah. Banyak hal tentang konsep dan pelaksanaan yang masih belum aku kuasai, dan aku harus tanya terus-terusan pada senior. Bukan hanya itu, aku menemukan konflik pribadi di dunia kerja ini, entah karena saingan proyek dst. This is really a tough world with its complexity. 


Pekerjaan struktur ini menuntut diriku untuk bisa memanajemen waktu dengan baik. Sayangnya, sampai detik ini aku masih keteteran. Pengiriman gambar terlambat. Kerja skripsi terlantar. Acara menulis artikel terhambat. Janji pada orang lain tidak terlaksana. Jarangnya ada waktu untuk refreshing dan having fun. Mungkin sekarang aku sedang berada pada tahapan "cukup mendekati depresi". Dan aku berharap perlahan-lahan aku bisa memanajemen waktu dengan baik. Adakah saran untukku?

Monday, August 27, 2012

Reflection - Christina Aguilera

Now I see 
If I wear a mask 
I can fool the world 
But I cannot fool my heart 

Who is that girl I see 
Staring straight back at me? 
When will my reflection show 
Who I am inside? 


This song reminds me of "the old me" :)

Sunday, August 5, 2012

05-08-2012

Pengalaman tidak bisa dibeli dengan uang berapapun. Apa yang sudah aku jalani sampai hari ini adalah berkat dari Tuhan semata. Thankyou GOD. You're the best!

Thursday, July 26, 2012

Mr. Gogot

Hal yang paling berkesan hari ini adalah PRS terakhir! Keempat kalinya Mr. Gogot (dosen wali tercinta) menyarankan untuk ambil S2 dan jadi dosen. Akhirnya malah Mr. Gogot sharing pengalaman, suka-duka, dll. Menyenangkan lho jadi anak walinya Mr. Gogot. Beliau pendengar yang baik :) Jujur tadi aku sudah berkaca-kaca (untung ga keluar air mata) waktu Mr. Gogot bilang : "Kembangkan talentamu. Bukan masalah uang yang bisa jadi pekerjaanmu. Tapi dari talentamu biar Tuhan yang bekerja dan dari sana kamu bisa dilihat sebagai orang Katolik." Rasanya sudah ga ada lagi orang Katolik yang mengingatkan aku soal ini. Mr. Gogot juga mau bantu bikin rekomendasi misalkan aku berminat di universitas mana, dia mau bantu :) Thankyou Mr. Gogot :p

Hari ini adalah perwalian paling lama, tapi paling berkesan. Mr. Gogot malah cerita : "Cuma profesi dosen lho yang bisa bebas gini. Mau ninggal-ninggal ya gapapa. Tapi ya jangan berharap bisa bermewah-mewah gitu. Bisa kredit mobil aja uda bagus." (diam sebentar) "Tapi tenang aja, Sipil ini banyak ceperannya kok." Hahahaha. I'm having fun with Mr. Gogot today!

NB : Supaya lebih keren, memang aku pakai Mr. Gogot instead of Pak Gogot HAHAHAHA

Friday, June 29, 2012

Tugas Beton

Thanks buat mamanya Liske untuk penjilidan :)

175++ halaman & 26 lembar gambar A1

Sejujurnya agak males nulis tentang Tugas Beton ini, karena kurang berkesan. Berbeda 180 derajat dengan Tugas Baja, bisa dikatakan hanya seperlima dari Tugas Baja secara keseluruhan. Mulai dari dosen pembimbing yang enak, jadwal asistensi yang jelas, perhitungan beton yang tidak se-geje baja, dll. Big thanks to God karena sudah banyak dimudahkan dalam pembuatan Tugas Beton ini. Walaupun nilai akhirnya dapat A, tapi sebenarnya ada banyak aib di dalam Tugas Beton ini HAHAHA. Yang mau tau, silahkan tanya langsung ke aku atau Liske, sebelum tersesat melihat softcopy kita :p

Nanti kalau sudah ga males nulis, akan aku tulis lebih panjang lagi posting Tugas Beton ini. Harap maklum :)

Hunger Games


Seri Trilogi Hunger Games terdiri dari Hunger Games, Catching Fire, dan Mockingjay. Dituliskan oleh Suzanne Collins, serial Hunger Games ini mengisahkan sebuah kesenjangan yang amat tinggi antara Capitol sebagai ibukota Panem dan distrik-distriknya. Yang menarik adalah Suzanne Collins membawakan setting tempat ini seakan tidak ada negara lain selain Panem di dunia ini. Panem meerupakan sebuah negara yang merdeka dan menjajah distrik-distrik mereka sendiri. Masing-masing distrik memiliki ciri khas sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan dan sumber daya tersebut diperas habis-habisan oleh Capitol. Misalnya Distrik 12 terkenal sebagai penghasil batu bara. Oleh karena itu, semua penduduk Distrik 12 bekerja di pertambagan batu bara dan harus mampu memenuhi permintaan batu bara dari Capitol.

Ki-ka : Katniss, Peeta, Gale

Adalah Katniss Everdeen, yang menceritakan ketiga serial Hunger Games berdasarkan sudut pandangnya. Katniss dari Distrik 12 sudah terbiasa berburu di hutan luar Distrik 12, dimana daerah tersebut sebenarnya sangat melanggar peraturan. Apa yang dilakukan Katniss ini bisa dikatakan pemberontakan terhadap Capitol. Katniss tidak sendiri, ia memiliki seorang sahabat karib laki-laki bernama Gale. Berdua, mereka berburu, menjerat hewan di hutan, mengumpulkan makanan, dan mereka bekerjasama sebagai satu tim. Mengingat Katniss dan Gale adalah sama-sama tulang punggung keluarga, dua keluarga ini sudah amat dekat hubungan persaudaraannya sehingga tidak ada seorangpun yang mengira bahwa sebenarnya mereka tidak memiliki ikatan darah.

Acara Hunger Games adalah acara tahunan yang diadakan oleh capitol, sebagai bentuk peringatan bagi 12 distrik supaya distrik-distrik sadar akan kemampuan mereka yang tidak mungkin mengalahkan Capitol. Setiap distrik wajib mengirimkan seorang remaja laki-laki dan seorang remaja perempuan untuk berpartisipasi dalam Hunger Games. Pemenang Hunger hanya boleh 1 orang, dan untuk melaksanakan hal tersebut, setiap peserta harus membunuh satu sama lain.


1. Hunger Games
Primrose Everdeen, adik Katniss, terpilih menjadi peserta Hunger Games. Katniss sukarela menggantikan dia dengan alasan Katniss ingin melindungi adiknya. Sementara itu peserta laki-laki dari distrik 12 adalah Peeta Mellark. Katniss dan Peeta terlibat dalam persamaan nasib harus saling membunuh, dan akhirnya mereka berdua tampil sebagai pemenang Hunger Games ke-74. Peristiwa buah berry mampu menjadi titik awal pemberontakan Katniss terhadap Capitol, karena juri pertandingan sampai harus mengubah peraturannya sendiri.

2. Catching Fire
Akibat peristiwa berry pada Hunger Games ke-74, Katniss kini menjadi musuh utama Presiden Snow, pemimpin Panem. Snow berusaha mati-matian untuk membunuh Katniss. Kebetulan Hunger Games ke-75 adalah Quarter Quell, yaitu para pemenang Hunger Games yang masih hidup harus mengikuti Hunger Games lagi. Ini artinya Katniss harus bertarung di arena Hunger Games sekali lagi. Ending yang mengejutkan akhirnya muncul juga. Di tengah-tengah Hunger Games berlangsung, tiba-tiba terjadi pemberontakan kecil dari peserta Hunger Games dibantu oleh Ketua Juri Pertandingan Hunger Games sendiri. Beberapa orang dalam Capitol menjadi pioneer dari pemberontakan kali ini. Lagi-lagi Katniss selamat dari ancaman Snow. Namun sebagai akibatnya, Capitol menjatuhkan bom untuk semua distrik sehingga sebagian besar penduduk tewas dan terluka. Tidak ada lagi Distrik 12.

3. Mockingjay
Dikisahkan Distrik 13 sebagai distrik yang mampu merdeka dan memiliki kekuatan melawan Capitol. Distrik 13-lah yang menjadi pusat pemberontakan sedangkan Katniss diminta menjadi Mockingjay sebagai simbol pemberontakan. Inilah yang menjadi alasan mengapa Katniss diselamatkan pada Quarter Quell lalu. Banyak terjadi perubahan dalam wajah Capitol, dimana tak ada lagi orang yang bisa dipercayai.


Wajib dibaca untuk orang-orang yang suka memberontak :)

Thursday, June 14, 2012

Bye2 semester 6


sudah lama ga nulis blog, jadi kangen :)
hmm sekarang uda selesai semua kerjaan semester ini, dan jujurnya masih harus dipusingkan dengan kerjaan orang lain. kapan bisa ga ngeliat laptop sehari aja..

posting selanjutnya aku akan review buku hunger games :) yey aku masih sempet baca buku di saat-saat deadline tugas dan UAS ^^ sekarang tinggal seri terakhir hunger games, judulnya mockingjay. aku bisa katakan buku hunger games ini WAJIB dibaca bagi yang suka berkhayal, pengen memberontak, punya nyali dan rela membunuh teman. *upsss

Friday, May 11, 2012

If someday I stop sharing, will you still be my friend? :(

Friday, April 27, 2012

DISCERNING

Dear friends,
Kami bersyukur untuk anugerah Tuhan yang telah menuntun kami hingga hari ini Semijurnal DISCERNING akan diluncurkan secara resmi. 
Acara Launching ini akan diikuti oleh Kuliah Umum oleh bapak Rektor Prof. Dr. Rolly Intan dengan tema: Membangun Kultur Akademis yang Kritis dan Peduli.
Terima kasih banyak untuk semua pihak yang telah berdoa, berjuang, memberikan hati dan segalanya untuk semijurnal ini, secara khusus kepada Prof. Liliani Sigit Arifin, Ph. D (Kepala LPPM) dan para comrades panitia DISCERNING dan segenap tim editor yang luar biasa.
Namun terima kasih yang tak terhingga kami haturkan kepada para mahasiswa UK.Petra yang luar biasa, yang ternyata menyimpan segudang kepedulian untuk bangsa dan negeri tercinta melalui karya-karya tulis mereka yang bernas, cerdas dan menginspirasi!
Maju terus UK. Petra! Maju terus karya tulis Mahasiswa! Ubah Bangsa, Ubah Dunia, bagi kemuliaan Tuhan! - Perdian Tumanan via Facebook





Monday, April 16, 2012

cont: BOM 2012



Yay.. Akhir yang membahagiakan.
Setelah ikuT BOM 3x ga pernah menang 1 pertandinganpun,
akhirnya dapat juara 3 basket putri.

WIN 31-19 vs Pariwisata (1st match POOL C)
 WIN 29-21 vs Interior (2nd match POOL C)
 LOSE (WO) 0-20 vs Arsitek (SEMIFINAL)
WIN 46-36 vs DKV (PEREBUTAN JUARA 3)

Teknik Sipil tetap jadi juara umum BOM untuk ke 7 kali berturut-turut. Prestasi yang luar biasa!
Big thanks to GOD and civilerzz.

Friday, April 6, 2012

Mimpi absurd

Semalam mimpi main basket, entah apa artinya, yang jelas lucu alur mimpinya. Hahaha. Tentang cara offense, nge-drive, ckckck, serasa kembali lagi ke masa dulu. Thx God sudah dikasih mimpi kayak gitu, me-refresh lagi otakku yang suntuk :p

Sunday, April 1, 2012

Luar negeri vs Indonesia

Seorang kerabat bertanya padaku hari ini, "Lho kenapa kamu kok kuliah di Petra? Kok ga di luar (negeri) aja? Katanya pinter." >> setengah nyindir

Kalimat selanjutnya: "Itu anakku ditawari kuliah gratis di Amerika tapi ga diambil, soalnya ga sesuai jurusannya." >> setengah sombong

Kalimat terakhirnya : "Kenalanku, si A itu, sudah ke Singapore dari SMA, soalnya dia pinter. Malah si A tanya tentang kamu, ngapain kok masih di Petra?" >> setengah ngece

Hasil analisa :
1. Stereotype orang kebanyakan tentang sekolah di Indonesia itu seakan amat-sangat-buruk-rupa-sekali, padahal apa memang iya? Bukankah masalah sekolah di Indonesia atau di luar negeri itu memang berasal dari niatan dan takdir dari tiap orang?
2. Definisi pintar di kalangan orang Indonesia adalah pintar matematika, benar? Kalau tidak jago matematika disebut tidak pintar, setuju? Dan mereka cenderung menganggap remeh bentuk kecerdasan yang lain, misalnya desain baju dan sepatu.
3. Memangnya kalau sekolah di luar negeri itu pasti pintar?? Hahaha. Aku mengenal teman-temanku yang sekolah di luar negeri. Bisa dibilang kalau perbandingan 50 : 50 untuk definisi pintar dan tidak pintar yang aku sebutkan tadi. Lha terus sisanya apa donk? Sisanya jelas adalah kaum orang kaya yang keluar biaya sendiri alias no beasiswa.

Saran :
1. Perubahan mindset harus segera dilakukan, karena makin memburuknya stereotype sekolah di Indonesia = memburuknya masa depan Indonesia.
2. Pembuktian harus segera dipublikasikan, terutama bagi mereka-mereka yang bisa berhasil walaupun hanya di Indonesia saja.

Tuesday, March 27, 2012

Galau

Sebenarnya lagi ada banyak kerjaan, tapi pikiran melayang. Memori-memori flashback ke masa yang lalu. Tiba-tiba sedih sekaligus senang. Hahahaha pertanda galau :(

dream and then do

lebih baik bermimpi hal-hal besar daripada diam saja dan menunggu kesempatan itu datang. orang hidup tanpa mimpi sama dengan mati. tetapi dibandingkan bermimpi hal-hal besar, lebih baik melakukan hal-hal kecil  dengan tekun dan konsisten. setidaknya "do" lebih menghasilkan sesuatu daripada sekadar "dream".

introspeksi

untuk membawa suatu perubahan memang bukan hal yang mudah. berubah mulai dari diri sendiri lebih baik daripada "menyuruh" orang lain untuk berubah. setidaknya akan lebih mudah untuk introspeksi dan siapa tahu memang kesalahan terletak pada kita, bukannya orang lain.

Sunday, March 18, 2012

17-3-2012

Hari yang melelahkan. Dari pagi sampai malam di luar rumah dan hari ini hari super :)

Monday, March 5, 2012

BOM 2012

Duh jujur kagum setengah mati melihat pemain basket yang super, sebut saja namanya H (hahahaha). Persis kayak Elli dulu waktu SMP, dia yang jadi point getter, dan memang cuma dia yang bisa. Keren <3

Nantikan kisah selanjutnya di blog ini hihihi, semoga happy ending :)

Wednesday, February 29, 2012

25-2-2012

    Tanggal tersebut mungkin bukan tanggal peringatan apa-apa, hanya ada 1 kejadian spesial yang cukup membuatku "wow". Biasanya aku ke gereja hari Minggu, tapi karena ada basket hari Minggu, jadilah aku ke gereja hari Sabtu dan membatalkan rapat Discerning. Kupikir hari itu akan biasa-biasa saja. Misa berlangsung seperti biasa, saat homili aku juga sempat tertidur, lalu misa berakhir juga seperti biasa.


    Yang luar biasa adalah ketika pulang, memang aku dan mama mampir ke Gua Maria lumayan lama, karena mama berdoa novena di sana. Aku menunggu mama di pinggir gua, sambil lihat-lihat sekelilingku. Orang gereja sudah banyak yang pulang; di dalam Gua Maria hanya ada aku, mama, seorang ibu dan anak perempuannya. Aku perhatikan ibu dan anaknya, dari penampilannya mereka terlihat seperti orang yang kurang mampu. Ibu dan anak tersebut bercakap-cakap cukup lama dan sempat berpeluk-pelukan, tapi aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Tanpa aku duga, si ibu mengajak aku bicara. Aku yang saat itu lagi lihat BB, sampai kaget. Si ibu berbasa-basi menanyakan aku dari mana dll, dan percakapan berlanjut cukup cepat. Ternyata si ibu dan anaknya adalah korban lumpur Lapindo, Porong-Sidoarjo. Tujuan mereka ke gereja adalah ingin curhat ke romo; sayangnya romo "menolak" mereka karena ada kesibukan. Oleh karena itu, jadilah ibu dan anak itu berdoa di Gua Maria. Si ibu juga bercerita banyak hal mengenai kehidupannya, keluarganya, keadaan ekonominya, anak-anaknya, kesehatannya, dsb.


    Dari semua ceritanya, ada beberapa poin yang aku refleksikan setelah kejadian tersebut :
  1. Si ibu bercerita bahwa pastoran paroki seringkali "menolak" kehadiran orang-orang seperti dirinya, dan memberikan alasan-alasan yang kurang masuk akal sebagai bentuk penolakan halusnya. Refleksiku adalah gereja bukan merupakan "tempat penampungan" bagi orang kurang mampu, tapi gereja selalu terbuka bagi siapapun yang datang dan meminta pertolongan. Bayangkan bila gereja "menampung" satu orang saja di area gereja, pasti orang-orang lainnya akan berbondong-bondong datang dan meminta perlakuan yang sama.
  2. Si ibu bercerita bahwa ia tidak mampu membiayai lagi sekolah anaknya dengan rincian SPP Rp 75.000,- dan uang gedung Rp 300.000,-. Suster kepala sekolah (menandakan sekolahnya adalah sekolah Katolik) menolak memberikan keringanan berupa cicilan. Akhirnya anak tersebut putus sekolah. Refleksiku adalah biaya sekolahnya setara dengan biaya 2 sks di Teknik Sipil Petra, benar? Betapa jauh kesenjangan ekonomi yang ada, dibandingkan dengan diriku yang mungkin tidak pernah mengalami hal-hal semacam itu.
  3. Si ibu bercerita bahwa hidup di pengungsian Porong tidak enak karena menganggur, nothing to do, semua hari adalah sama, dan hidup dalam keadaan seperti itu sudah berjalan 6 tahun. Refleksiku adalah libur semester yang hanya 2 bulan saja sudah membuat orang mati bosan ya? Bayangkan bila 6 tahun dan tidak memiliki keahlian apa-apa yang bisa dilakukan.
  4. Si ibu bercerita bahwa nanti malam ia dan anaknya akan JALAN KAKI ke Wonokromo untuk cari bus, karena kereta api sudah tidak ada hari itu. Refleksiku adalah jarak rumah-Petra memang jauh dan bisa membuatku mengeluh kenapa harus kuliah di Petra dsb. Tapi setidaknya aku punya kendaraan dan bukannya berjalan kaki...
  5. Si ibu bercerita bahwa rumahnya belum diberi ganti rugi akibat lumpur Lapindo itu dikarenakan cicilan rumah belum selesai terbayar. Entah bagaimana solusinya, yang jelas setiap minggu selalu saja ada warga RT/RW yang meminta tanda tangan untuk petisi. Refleksiku adalah ternyata seperti itu ya repotnya jadi korban Lapindo. Dulu tiap kali baca koran dan menemukan berita korban Lapindo memblokade jalan raya Porong, lalu selalu yang kupikirkan adalah mereka adalah orang-orang yang menyusahkan, membuat macet, dan sejenisnya. Padahal kenyataannya adalah aku belum pernah merasakan sendiri seperti apa kehidupan mereka.
  6. Sebenarnya masih banyak cerita-cerita lain dari si ibu, tapi cukuplah aku tuliskan yang di atas. Dari semua refleksi, aku jadi makin tersadar (sebelumnya juga sudah sadar sih) bahwa aku sudah diberikan banyak kelimpahan, bukan saatnya aku mengeluh. Aku berharap yang terbaik untuk ibu dan anak perempuannya. Semoga kehidupannya membaik dan terus membaik. Amin. Demikian sharing saya hari ini :)

Monday, February 6, 2012

Jurnal Ilmiah?

    Di tengah pembuatan tulisan mengenai lulusan sarjana instan, aku dikejutkan oleh berita dari blognya Pak Wiryanto mengenai peraturan baru dari Dirjen Dikti.
    Intinya bahwa :
  1. Untuk lulus S1 >> wajib menghasilkan makalah yang terbit di jurnal ilmiah
  2. Untuk lulus S2 >> wajib menghasilkan makalah yang terbit di jurnal ilmiah nasional yang terakreditasi Dikti
  3. Untuk lulus S3 >> wajib menghasilkan makalah yang terbit di jurnal internasional
  4. Dan setelah dibaca dengan lebih seksama surat dari Dikti, alasan diberlakukannya peraturan baru ini adalah karena "iri" pada Malaysia. Kekonyolan Indonesia untuk kesekian kalinya? Iri karena jumlah jurnal ilmiah Indonesia hanya sepertujuh jurnal ilmiah Malaysia.
    Bukankah ini lagi-lagi berbicara soal KUANTITAS, dan bukan KUALITAS nya?
    Mengapa juga baru sekarang peraturan seperti ini diberlakukan? Padahal Pemerintah tentu tahu dengan masyarakat Indonesia yang tidak terbiasa menerima perubahan mendadak seperti ini. Peraturan ini akan berlaku bagi lulusan setelah Agustus 2012. Berarti aku juga termasuk di dalamnya? Hahaha.
    Belum lagi persiapan cetak jurnal ilmiah, mampukah jurnal ilmiah menampung semua tulisan mahasiswa. Kalau tidak terpublikasi, maka tidak akan lulus sarjana ya? Mahasiswa dan universitas yang jadi korban.
    Yang paling parah : Peraturan Dikti yang dikeluarkan ini tidak disertai dengan penjelasan megenai batasan jurnal ilmiah. Tulisan seperti apakah yang dikategorikan sebagai jurnal ilmiah? Siapa saja yang akan menilai kelayakan jurnal ilmiah? Tentu tidak bisa dibohongi juga bila nantinya akan bermunculan oknum-oknum tidak bertanggungjawab yang melayani pembuatan jurnal ilmiah. Percaya?
    Sampai dengan hari ini, masih tidak ada tanda-tanda Dirjen Dikti akan menjelaskan peraturan baru ini.
    Memang ada bagusnya bila menulis dibudidayakan pada negeri ini. Tetapi bukan dengan jalan pintas dipaksakan seperti ini. Ada baiknya bila aturan menulis tidak diwajibkan melainkan sebagai optional saja, dan penulis akan diberi sertifikasi penghargaan oleh Dikti.

Friday, February 3, 2012

Kutu Buku

Dari kecil aku dijuluki "kutu buku". Dan baru sekarang aku menemukan kutu buku yang asli. Lihatlah perbuatannya atas buku-bukuku!




Btw, yang dimakan sama kutu buku ini cuma kertas-kertas lama yang warna coklat lho. Kertas baru yang putih sama sekali ga dimakan, padahal letaknya persis di sebelahnya kertas coklat. Ada yang tahu kenapa??

Saran : Jangan taruh buku persis di sebelah dinding yang lembab.

Tuesday, January 24, 2012

Tugas Baja

WARNING : Mungkin post ini akan jadi post yang membosankan dan tidak mudah dipahami kalau kamu bukan Liske :)

Tugas Baja adalah salah satu mata kuliah di Teknik Sipil. Tugas ini dikerjakan oleh 2 orang, dalam hal ini aku berpartner dengan Liske. Mengapa 2 orang? Tentu karena tugas ini cukup berat, kami harus mendesain keseluruhan bangunan mulai dari atap, dinding, lantai, balok, kolom, sampai pondasinya. Supaya terarah, kami dibimbing oleh seorang dosen yang sudah ditentukan, yaitu Ir. Herry P. Chandra, S.E., M.T., M.M. aka Pak Herry. Tugas Baja memang hanya 2 sks, tapi waktu yang tersita buat mata kuliah ini bener-bener mengalahkan yang lainya. Sampai hari-hari terakhir batas revisi nilai pun, aku dan Liske masih belum fix. Padahal kelompok-kelompok lain sudah selesai. Bagi yang belum tahu cara kerja aku dan Liske, pasti mengira kalau kami berdua tukang nyantai dan baru kerja deket-deket deadline. Padahal kerjaan Tugas Baja ini sudah dapet jatah tidur kami lo hahaha. Anyway setelah Tugas Baja ini selesai, rasanya lega bukan main... Bukan hanya karena berhasil selesai, tapi juga karena kami akhirnya berhasil memenuhi kemauan Pak Herry :p >> Pak Herry terkenal super sibuk + hobinya yang agak kurang baik soal waktu.

Keterangan
Pak Herrry : H
Liske : L
Sisca : S

Flashback 11 Agustus 2011 :
L + S : "Pak, kami mau minta tugas baja."
H : "IP kamu berapa?" (*nunjuk ke Liske dan aku)
L : "3,..."
S : "3,..."
H : "Tinggi ya.. Kalian maunya tugas yang gimana?"
L + S : .....
H : "Lho kalian maunya apa? Minta tugas yang mudah, sedang, atau sulit?"
S : "Sedang saja, Pak."
H : "Terus nilainya mau yang rendah, sedang, atau tinggi?"
S : "Yang tinggi, Pak."
H : "Jadi kamu maunya tugas yang sedang tapi minta nilainya yang tinggi? Kamu ini tidak konsisten."
....
H : "Kalian berdua ini memang sama-sama cewek penampakan luarnya, tapi dalamnya beda. Yang satu (*sambil nunjuk ke arahku) pengennya cepet-cepet pokoknya beres selesai, yang satunya (*nunjuk  ke arah Liske) ga mau setengah-setengah, mau dapat ilmu tapi juga mau kerja keras."
S : ... (*zzz)
H : "Sebenarnya saya punya wewenang untuk memberi kalian tugas. Tapi saya lebih suka kalian sendiri yang memilih mau tugas yang bagaimana. Saya cuma memberi masukan dan tambahan kalau ada yang kurang mengerti. Daripada bangunan yang biasa-biasa, mending sekalian yang luar biasa. Toh yang dapat ilmunya kan juga kalian sendiri. Mau bangunan apa? Fungsi bangunannya apa?"
S : "Bangunan mall, Pak."
H : "Berapa lantai? Kalau mall 2 lantai ya ga laku. Mall ya minimal 4 atau 5 lantai."
L + S : "Ya sudah Pak 4 lantai saja."

Flashback 29 September 2011 :
L + S : "Ini Pak, kami sudah selesai gording, sagrod, ikatan angin atap, vertikal grid, ikatan angin dinding, plat lantai, tie beam." (*ngasih word hampir 100 halaman di depan Pak Herry)
H : (*buka-buka sekilas) "Ya sudah kalian lanjutkan saja, ga ada kesulitan kan?"
L + S : "Belum ada, Pak."
H : "Ya sudah."

Flashback 25 Oktober 2011 :
L + S : (*cepet-cepet ke p4 setelah irbang)
Ruangan Pak Herry kosong dan di RBM ada Ko Lim, Ce Liman, Ko DJ, Ko Ryan Aaron.
L + S : "Lho ko, kok ruangan Pak Herry ga ada orang ya?"
Ce Liman : "Masa? Tadi aku lihat kelasnya ada lho."
Ko Lim : (*berusaha telp Pak Herry)
Ko DJ : "Pak Herry, ini Lim sudah mau telanjang lho Pak supaya bapak datang."
L + S : ... (*zzz >> yang TA sudah stres berat karena ini bukan pertama kalinya ditinggal pulang Pak Herry)
Telepon akhirnya diangkat dan ternyata benar Pak Herry sudah pulang.

Flashback 22 November 2011 :
L + S : "Pak, ini perhitungan sambungannya dan gambarnya."
H : (*lihat ke gambar sambungan) "Ini pakai diameter berapa? Sudah cek di pasaran ada atau tidak? Atau special order lagi? Mahal lho.. Nanti cost-nya itu besar, mall-nya ga laku!"
L + S : "Macam-macam diameternya, ada yang 20, 24, 25, 28, 30."
H : "Kok bisa besar gitu? Kalian berdua ini ga pernah ke lapangan!"
L + S : "Iya Pak, nanti kami cek."
H : "Kalian ini hitungnya diambil yang terbesar saja kan? Ga usah dihitung semuanya nanti ga selesai lho. Toh ini kan juga proyek bohong-bohongan."
L + S : ... (*shock)

Flashback 15 Desember 2011 :
L + S : "Ini Pak revisi sambungan yang kapan hari."
H : (*lihat sambungan kolom dengan balok yang bautnya memang buanyak) "Ini kalian mau jualan baut ya?"
L + S : "Memang di sambungan situ momennya besar, Pak."
H : "Ya diberi haunch aja."
L + S : (*mikir gimana caranya ngitung haunch??)
H : (*lihat sambungan balok induk dengan balok anak) "Ini bagaimana pelaksanaannya? Ga mungkin bisa dipaskan kayak gini terus dilas. Kalau ga pas, terus gimana? Ini harus pakai baut gini lho."
L + S : (*mikir >> gawat, SAP yang dibuat selama ini ternyata salah idealisasi. Yang harusnya idealisasi sendi, diidealisasi di SAP itu jepit.)
H : (*lihat sambungan pedestal dengan kolom) "Kalian ngerti ga ini bagaimana pelaksanaannya?"
L + S : (*mikir lumayan lama) "Kami ga tau pelaksanannya, Pak."
H : "Ya kalau gitu ini jadi PR buat selanjutnya."
L + S : (*mikir >> gawat, ini lagi musim UAS tapi tugas baja lagi ga karuan)

Flashback 6 Januari 2012 :
L + S : (*cepet-cepet ngeprint gambar di A0 & A1 dan habis Rp 189.000)
H : (*lihat gambar detail penulangan pondasi) "Lho ini saya ga ngerti kenapa kalian taruh sloof di sini?"
L + S : "Dulu di Konstruksi 1 diajari seperti itu, Pak."
H : "Yang ngajari itu pakai dasar apa? Ada code-nya? Mana? Tunjukkan ke saya. Kalau ada code yang jelas menyatakan kalau sloof harus ada di situ, saya menyerah. Tapi kalau tidak ada, ya diletakkan di bawah aja. Berapa banyak beton itu yang bisa dihemat? Besar lho itu! Belum lagi pelaksanaannya gimana kalau kayak gitu? Bekistingnya mau ditaruh gimana? Ngecor-nya 2 kali?"
L + S : ...
H : "Ya gini ini akibatnya kalau terlalu cepet. Kalau ga selesai, masih bisa dilanjutkan semester depan kok. Anak-anak generasi kalian ini lemah kalau ditanya soal filosofinya. Beda dengan zaman saya yang lulusnya lama."
L + S : ...
H : "Lho kalian ini hitung sloofnya gimana?"
L + S : "Pakai beban dinding dan beban sendiri sloof, Pak."
H : "Lalu untuk sloof yang ga ada dinding di atasnya bagaimana?"
L + S : "Kami samakan semua, Pak, diambil beban terbesar pakai beban dinding di atasnya."
H : "Lho kalau kalian bangun rumah, mau dibikin semuanya sama? Boros lho! Dihitung semuanya."
L + S : (*mikir>> dulu Pak Herry bilangnya ini proyek bohong-bohongan jadi ga perlu dihitung semuanya)
H : (*lihat gambar potongan dan detail sambungan) "Lho ini mana semua haunch-nya? Harus diberi haunch!"
L + S : ...
H : (*berdiri mau pergi)
S : "Lho Pak, apa ga perlu menyerahkan form nilai D di koordinator tugas baja?"
H : "Masih lama kan revisi nilainya? Lagian ini belum kiamat kan?"
L + S : ...

Flashback 10 Januari 2012 :
L + S : (*ga mau tertipu, print di A3 aja)
H : (*lihat gambar potongan dan sambungan) "Ya seperti ini, tapi gambar rafternya diperpanjang jadi jelas. Keterangan tulisannya yang jelas juga."
H : (*lihat gambar penulangan pondasi) "Ya gini sloof-nya di sini aja kan enak, hemat betonnya."
L + S : (*lega to the max karena tugas baja sudah hampir 100% OK) "Kapan bapak ke kampus lagi?"
H : "Minggu depan ya, mungkin Senin atau Selasa. Saya mau ngurus penelitian S3 saya di Batu, sudah lama saya ga pegang sama sekali. Minggu depan SMS saya saja."

Flashback 17 Januari 2012 :
Sudah 2 jam di RBM tanpa kejelasan kapan Pak Herry datang, akhirnya tanya Bu Susi. Ternyata Pak Herry sudah datang kemarin Senin jam 6 sore di S2, karena ada jadwal nguji skripsi. Akhirnya aku dan Liske jalan ke gedung W, tempat TU S2, dan ibu TU S2 bilang, "Hari ini Pak Herry ga datang. Harusnya memang ada jadwal nguji, tapi kemarin Pak Herry-nya sudah minta ijin ga bisa datang karena ada urusan."
Aku dan Liske shock to the max >> kapan lagi bisa ketemu Pak Herry, secara tanggal 19 Januari = batas revisi nilai. Untuk kejelasan tugas baja, Liske telepon Pak Herry :
L : "Pak, kapan bapak ke Petra lagi? Ini Liske mau asistensi tugas baja."
H : "Ini saya lagi di Petra. Mau nguji S2."
Tutup telepon, Liske lari ngeprint A3 di Genesis & ngambil print2an word di RBM. Sementara aku nunggu di gedung W lantai 3 persis di depan ruang sidang skripsi. Katanya bapak cleaning service, yang ada di ruang sidang cuma Bu Indri, Pak Budiman, Bu Ratna, Pak Andi. Trus Pak Herry??? Padahal bilangnya lagi di Petra.  Liske cek memang ga ada Pak Herry di ruang sidang itu.
Aku dan Liske shock to the max untuk kedua kalinya hari itu >> Pak Herry bohongi kita :(
Dengan kebingungan, aku dan Liske jalan balik ke P4 dan duduk-duduk di depan RBM.
Dan tiba-tiba Pak Herry muncul!!! Huah shock to the max untuk ketiga kalinya tapi ini shock yang membahagiakan. Setidaknya bisa ketemu Pak Herry itu sudah lebih dari cukup, mengingat bapak ini sangat tidak jelas jadwalnya.
L + S : "Ini Pak semua gambarnya sudah di-print dan direvisi."
H : "Perubahannya apa aja? Tunjukkan aja yang mana yang berubah. Saya mau nguji sebentar lagi."
L + S : (*nunjukkan gambar dan menjelaskan ke Pak Herry)
H : "OK. Iya... Iya... Kalau kalian mau ketemu saya lagi, saya datangnya ke sini hari Kamis jam 7 malam."
L + S : "Lho Pak, hari Kamis itu sudah deadline-nya revisi nilai!!"
H : "Oh gitu, ya sudah saya nilai sekarang. Mana kertasnya?"
Aku dan Liske shock untuk keempat kalinya hari itu dan berharap semoga pak Herry baik 0:)
H : "Dulu nilainya ditulis apa? T ya?"
L + S : "Bukan Pak, nilainya D."
H : "Dari nilai D, sekarang A" (*sambil ngelingkari huruf A di sana) "Lho ayo tulis namamu di situ!"
L + S : "Iya iya Pak." (*terharu T.T)

Yang pada awalnya shock berat Pak Herry ga bakal datang, akhirnya malah datang dan ngasih nilai A. Setelah keluar dari ruangan Pak Herry, rasanya legaaaaaaaa..

NB : Percakapan di sini sangat disingkat untuk memperpendek tulisan. Kalau mau cerita lengkapnya, tanya langsung aja ke aku atau Liske :p

Jilid Hardcover
Total halaman (isi saja) : 415 lembar
Jumlah gambar : 14 lembar A0 dan 6 lembar A1

With Liske :p

Sayang ya, foto tanpa Pak Herry :)

Kesan terakhir  tentang Pak Herry :
Sebenarnya Pak Herry itu baik, tapi sayangnya sulit sekali ya mau ketemunya :( Penjelasannya masuk akal dan memang benar (contohnya masalah letak sloof ternyata ada di SNI). Tentang konsistensi, menurutku tiap orang pasti punya ketidak konsistenan masing-masing. Pak Herry sendiri awalnya minta tugas yang wow, lalu di tengah perjalanan tugas bilang kalau ini proyek bohong-bohongan, terakhir Pak Herry minta dihitung semuanya, dianggap proyek sungguhan. Lho maksudnya??
Pak Herry juga sempat bicara soal kurikulum yang dimampatkan dan lulusan-lulusan yang instan (aku akan tulis tentang ini, mungkin di post selanjutnya).

Pesan + kesan untuk Liske :
Thanks Lis wes jadi repot karena milih mall hahaha, mulai dari bikin denah organisasi sampai gambar-gambar terakhir kan yang paling repot kamu :p Sori juga, rasae selama kerja aku sering ga jelas n males-malesan terutama awal-awal semester :p Masih ada tugas beton dan semoga apapun yang didapet nanti bisa kita lakukan yang terbaik. Wkwkwk thx for all :)

Btw terakhir untuk post ini :
Thanks sebesar-besarnya untuk semua pihak yang belum dituliskan namanya dalam Kata Pengantar Tugas Baja. Untuk Mamanya Liske yang sudah jilid hardcover. Untuk angkatan 07 dan 08 yang softcopy Tugas Baja-nya dipakai buat contoh. Siapa lagi ya? Pokoknya semua yang terlibat, thankyou :)

Sunday, January 1, 2012

31-12-2011

Datangnya tahun yang baru seringkali diikuti dengan tiupan terompet maupun meriahnya kembang api. Tetapi apakah itu semua memberikan makna pribadi untuk kita? Mengapa tahun yang baru harus dirayakan dengan sebegitu sukacitanya? Apakah kita sedang bergembira karena tahun yang menyebalkan akan segera pergi? Atau malah hanya ikut-ikutan saja daripada sekedar diam di dalam rumah? Tentunya semua euforia yang terjadi di jalanan (semoga dan harusnya) memiliki tujuan yang baik, bukan hanya sekedar "rame-rame".

Ada baiknya bila memang harus sekedar di rumah, suasana untuk refleksi diri akan semakin bagus. Tenang dan sendiri. Flashback pada bulan-bulan yang sudah berlalu sangat penting untuk dijadikan pelajaran diri. Apa saja yang sudah terjadi, suka-duka, senang-sedih, harus diyakini bahwa semuanya sudah terlewati dengan indah. Dan bila terpikirkan untuk memutar waktu memperbaiki hal-hal yang salah, saatnya memperbaiki diri pada tahun 2012.

Well, we all get older, but hopefully we'll be wiser too
Welcome 2012, welcome a new beginning and a new mind-set :)