Pertandingan persahabatan biasanya diadakan sebelum kompetisi dimulai. Di sini kita belajar untuk mengenal lawan di luar area kompetisi. Ada salah satu pengalaman yang berkesan bagiku saat pertandingan persahabatan.
Saat itu St. Agnes akan bertanding dengan tuan rumah St. Clara. Pak Bambang, pelatih St. Agnes, menjadi wasit dalam pertandingan persahabatan itu. Namanya juga pertandingan persahabatan, semuanya dilakukan dengan penuh senyuman dan canda-tawa. Namun, ada seorang pemain Sanclar namanya Dian, biasa dipanggil sliding tackle oleh teman-teman St. Agnes karena kebiasaannya yang suka jatuh kalau berlari. Entah Dian terjatuh karena terpeleset atau hal lain sebenarnya, sampai sekarang aku tak tahu. Suatu kali, Dian sedang men-dribble bola menuju arahku. Tiba-tiba saja kejadiannya begitu cepat, Dian terjatuh ke depan dan dengan manisnya meluncur sampai bawah kakiku. Refleks, aku pun tertawa terbahak-bahak, aku heran kok bisa-bisanya dia jatuh, padahal sama sekali tidak disenggol oleh siapapun. Tentu saja Dian tersinggung karena aku tertawa itu, dia langsung pergi ke bangku cadangan dan kulihat dia berbisik-bisik dengan teman-teman Sanclar-nya.
O-oo.. Aku telah membuat permusuhan dengan seseorang. Aku tahu aku salah menertawainya tadi, tapi aku sama sekali tidak berniat minta maaf atas kelakuanku tadi. Hehe.
Aku tahu Dian marah padaku, namun tak kusangka kemarahannya teramat dahsyat hingga kacamataku bengkok. Ceritanya saat itu aku sedang membawa bola, lalu Dian berlari ke arahku dan merebut bolaku dengan amat-sangat-kasar-sekali. Aku tak suka bolaku direbut semudah itu, aku balas menarik lagi bola itu dari tangannya, lalu yang tidak kusangka dia menyikut mukaku dengan begitu kerasnya sambil berkata “HHH!!” !!!! Kejadian selanjutnya pandanganku kabur, ternyata kacamataku jatuh di lapangan. Nah, begitu kacamata itu kuambil dari tanah, aku sadar lensanya tidak ada alias sudah jatuh dari tempatnya. Kuambil serta lensa itu dan aku benar-benar sakit hati dengan sikap Dian itu. Begitu teganya dia merusak kacamataku dan aku tahu pasti dia benar-benar sengaja ingin merusak kacamataku itu. Aku yakin dia melakukan itu karena marah padaku. Aku hampir menangis sekaligus ingin menampar mukanya yang tidak menyenangkan itu. Aku akhirnya duduk di bangku cadangan sambil berusaha membetulkan kacamataku yang rusak itu. Ternyata bengkoknya luar biasa, benar-benar dahsyat Dian itu. Selama sisa pertandingan aku bermain tanpa kacamata dan aku berharap pertandingan segera berakhir karena aku tak tahan lagi melihat Dian yang terus-terusan menebarkan tawanya!
Aku benar-benar-amat-sangat-marah-sekali sampai-sampai aku tidak mau menyalaminya, bahkan melihatnya usai pertandingan. Aku cepat-cepat keluar dari Sanclar itu dan mengutuk Dian dalam hati. Pertandingan persahabatan kali ini terbukti tidak berhasil menciptakan persahabatan dengan pihak Sanclar, malah menimbulkan permusuhan yang sampai sekarang pun aku masih jengkel bila mengingat peristiwa itu.
1 comment:
hahwww ak ingt lhooo angka 2 point tu gmna msknyaa :P hihiiih
Post a Comment